Selamat Datang......

Kami ucapkan trimakasih kepada sahabat-sahabat yang teleh sudi mampir di blog ini...

Senin, 28 Juni 2010

Yang Muda yang Berjuang

Sumber: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=146273
(Pikiran Rakyat Suplemen Bekasi raya halaman Purwakarta, 28 Juni 2010)

ORGANISASI Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Dewan Pengurus Cabang Purwakarta ini masih berusia muda. Didirikan tanggal 17 Januari 2002 dan dideklarasikan di halaman Tugu Proklamasi, Purwakarta, wadah ini merupakan himpunan dari berbagai organisasi guru di Indonesia yang lahir di era reformasi politik Indonesia. FGII berdiri sebagai wujud kesadaran para guru untuk membebaskan dirinya dari sistem lama yang dinilai tidak memberi ruang demokrasi bagi masyarakat, termasuk guru. Legalitas FGII adalah Surat Keterangan Departemen Dalam Negeri RI Nomor: 106/D.III.3/XII/2007.

Mayoritas anggotanya adalah guru-guru muda, baik yang sudah berstatus PNS maupun guru tidak tetap. "Hadir untuk menjadi sang pembebas dari keterbelengguan," ujar Dede Supendi, Ketua DPC FGII.

Ia menjelaskan, lahirnya FGII Kabupaten Purwakarta dilatarbelakangi kepedulian atas dunia pendidikan. Mereka hadir juga dengan fungsi sebagai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang pendidikan. FGII merupakan organisasi profesi yang bersifat independen, nonpartisan, nonprofit, terbuka, dan berperan sebagai organisasi perjuangan yang didirikan dan diurus oleh guru sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 13.

Menurut dia, saat ini bukan lagi masanya organisasi profesi guru diurus oleh orang-orang yang bukan guru. Selain bertentangan dengan Undang-Undang Guru dan Dosen, orang yang bukan guru tidak akan memahami berbagai persoalan yang dihadapi oleh guru.

Hal sama dikatakan oleh salah seorang guru SMPN 1 Kiarapedes, Mamudin. Ia merasakan oragnisasi ini amat bermanfaat bagi guru. "Bergabung di sini bisa membuka wahana silaturahmi, menambah wawasan serta aktualisasi, dan merupakan ekspresi potensi masing-masing. Saya melihat FGII masih cukup aspiratif dan akomodatif. Dalam penerimaan anggota tidak melihat status serta mampu memperjuangkan aspirasi serta membela guru-guru," katanya penuh semangat.

Salah satu yang dilakukan organisasi ini adalah mengurus keterlambatan honor guru terpencil atau guru yang diperlakukan tidak adil. Hal senada ditegaskan Usep Setiawan, S.Pd.,I., seorang guru dari Madrasah Ibtidaiyah I Fariyatul Ula, Kec. Bojong, Kabupaten Purwakarta. Dirinya bergabung dengan FGII karena melihat wadah ini adalah satu-satunya organisasi guru yang masih konsisten terhadap perjuangan guru dan membela kaum yang lemah. "Di sini kami diperlakukan sama, tanpa memandang ras, golongan ataupun etnis, atau antara PNS dan non-PNS. Semua sama, berhak mendapat dukungan," katanya.

Menurut dia, yang menarik lainnya adalah FGII dalam konteks pergerakannya tidak bersifat pragmatis serta tidak mementingkan diri sendiri. "FGII bergerak secara kolektif di ranah masyarakat guru. Berbeda dengan organisasi guru lainnya yang tak bisa saya sebutkan namanya," katanya. Ia menjelaskan beberapa organisasi membentuk perkumpulan hanya karena kepentingan sesaat. Saat kepentingan pribadi itu selesai, maka selesai pulalah gerakan organisasi tersebut. Harapannya ke depan, FGII tetap eksis dan konsisten dalam memperjuangkan nasib guru serta senantiasa berada dalam jalan kebenaran.

Dari sisi pengurus, Dede Supendi berharap, mereka tetap mampu konsisten dengan perjuangan semula, tidak silau dengan berbagai godaan. Ia mengakui, potensi godaan itu sangat ada. "Intinya, organisasi ini dilandasi keinginan bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menjalin silaturahmi. Kita melakukan segala hal secara bersama, saling kontrol, baik sesama rekan, dalam semua sisi termasuk dalam hal kebijakan," ujarnya menegaskan. (JU-11)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar